Wednesday, November 23, 2011

Tidak Lemah, Bersedih Hati, dan Berputus Asa

Tidak Lemah, Bersedih Hati, dan Berputus Asa
Orang-orang beriman memiliki perjuangan berat dan panjang di jalan Allah. Jalan hidup mereka sering diserang musuh yang jumlahnya sangat banyak dan dengan peralatan yang lebih baik. Akan tetapi, sepanjang mereka berada di jalan Allah, mereka dapat mengatasinya.
Salah satu alasan bagi kemenangan mereka, sebagai orang beriman, mereka melakukan perjuangan dengan semangat dan kegembiraan yang besar. Inilah yang tidak dapat dilakukan oleh orang-orang yang ingkar kerana mereka telah mencintai kehidupan dunia, mereka tidak beriman kepada Allah. Mereka takut dan lemah serta mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Sebaliknya, orang-orang beriman tidak mudah dilemahkan kerana mereka tahu bahwa Allah selalu bersama mereka dan mereka berharap menjadi orang yang berhasil. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur`an,
"Dan berapa banyak dari Nabi-nabi (dahulu) telah berperang dengan disertai oleh ramai orang-orang yang taat kepada Allah, maka mereka tidak merasa lemah semangat akan apa yang telah menimpa mereka pada jalan (agama) Allah dan mereka juga tidak lemah tenaga dan tidak pula mahu tunduk (kepada musuh). Dan (ingatlah), Allah sentiasa mengasihi orang-orang yang sabar."(A-li'Imraan: 146)
Walaupun demikian, orang-orang beriman mememerlukan ibadah untuk mendapatkan semangat dan kegembiraan ini, kerana sangatlah mudah tergelincir dari jalan Allah. Inilah yang diperjuangkan iblis. Pada saat-saat genting, seorang munafik berkata kepada para Sahabat Rasulullah saw.
"Dan juga masa itu ialah masa segolongan di antara mereka berkata: "Wahai penduduk Yathrib, tempat ini bukan tempat bagi kamu (untuk berjuang di sini), oleh itu baliklah". Dan sebahagian dari mereka pula meminta izin kepada Nabi (hendak balik) sambil berkata: "Sesungguhnya rumah-rumah kami memerlukan perlindungan", pada hal ia tidak memerlukan perlindungan. Mereka hanya bertujuan hendak melarikan diri (dari berjuang menegakkan Islam)." (Al-Ahzaab: 13)
 Lalu ia menciptakan keputusasaan serta menimbulkan perasaan kalah. Akan tetapi, orang-orang beriman telah diperingatkan dalam Al-Qur`an mengenai semua faktor keraguan ini,
"Oleh itu, bersabarlah (wahai Muhammad), sesungguhnya janji Allah itu benar; dan janganlah orang-orang yang tidak meyakini apa yang engkau sampaikan itu menjadikan engkau resah gelisah".(Ar-Ruum: 60)
Orang yang beriman hanya bertanggung jawab kepada dirinya dan Allah serta tidak seharusnya terpengaruh oleh kelemahan yang lain. Kekuatan musuh pun tidak dapat memengaruhi dan membuatnya takut. Seluruh hidup orang beriman hanyalah untuk Allah. Mereka akan terus beribadah demi keridhaan-Nya sampai akhir hayat. Pada sebuah ayat dijelaskan,
"Dan janganlah kamu merasa lemah (dalam perjuangan mempertahan dan menegakkan Islam), dan janganlah kamu berdukacita (terhadap apa yang akan menimpa kamu), padahal kamulah orang-orang yang tertinggi (mengatasi musuh dengan mencapai kemenangan) jika kamu orang-orang yang (sungguh-sungguh) beriman."(A-li'Imraan:139)
            "Dan janganlah kamu lemah (hilang semangat) dalam memburu musuh (yang menceroboh) itu; kerana kalau kamu menderita sakit (luka atau mati) maka sesungguhnya mereka pun menderita sakitnya seperti penderitaan kamu; sedang kamu mengharapkan dari Allah apa yang mereka tidak harapkan (iaitu balasan yang baik pada hari akhirat kelak). Dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana."(An-Nisaa': 104)

No comments:

Post a Comment