NAMA BLOGGERS

Monday, December 26, 2011

DAPATKAH MORAL TEGAK TANPA AGAMA?

Pada lingkungan masyarakat yang tak beragama, orang cenderung melakukan beragam tindakan yang tak bermoral. Perbuatan buruk seperti penyogokkan, perjudian, iri hati atau berbohong merupakan hal yang biasa. Hal demikian tidak terjadi pada orang yang ta’at kepada agama. Mereka tidak akan melakukan semua perbuatan buruk tadi kerana mengetahui bahwa ia harus mempertanggungjawabkan semua tindakannya di akhirat kelak.
Sukar dipercaya jika ada orang mengatakan, “Saya ateis* namun tidak menerima sogokan”, atau “Saya ateis* namun tidak berjudi”. Mengapa? Kerana orang yang tidak takut kepada Allah dan tidak mempercayai adanya pertanggungjawaban di akhirat, akan melakukan salah satu hal di atas jika situasi yang dihadapinya berubah.
Seseorang yang mengatakan, “Saya ateis* namun tidak berzina” cenderung melakukannya jika penzinaan di lingkungan tertentu dianggap normal. Atau seseorang yang menerima rasuah(sogokan) akan memberi alasan, “Anak saya sakit berat dan tenat, kerananya saya harus menerimanya”, jika ia tidak takut kepada Allah. Di negara yang tak beragama, pada keadaan tertentu pencuri pun akan dianggap sah-sah saja. Contohnya, masyarakat tak beragama selalu beranggapan bahwa mengambil barangan atau perhiasan  dari hotel atau pusat rekreasi bukanlah perbuatan pencurian.
Seorang yang beragama tak akan berperilaku demikian, kerana ia takut kepada Allah dan tak akan pernah lupa bahwa Allah selalu mengetahui niat dan pikirannya. Dia beramal setulus hati dan selalu menghindari perbuatan dosa.
Seorang yang jauh dari bimbingan agama selalu saja berkata “Saya seorang ateis* namun pema’af. Saya tak memiliki rasa dendam ataupun rasa benci”. Namun sesuatu hal dapat terjadi padanya yang menyebabkannya tak mampu mengendalikan diri, lalu mempertontonkan perilaku yang tak diinginkan. Dia selalu saja melakukan pembunuhan atau mencelakai orang lain, kerana moralnya berubah sesuai dengan lingkungan dan keadaan tempat tinggalnya.
Sebaliknya, orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir tidak kan pernah menyimpang dari moral yang baik, seburuk apapun keadaan di kawasannya. Moralnya tidak “berubah-ubah” melainkan tetap kukuh. Orang-orang beriman memiliki moral yang tinggi. Sifat-sifat mereka disebut Allah dalam ayatNya:
"Orang-orang yang menyempurnakan perjanjian Allah dan tidak merombak (mencabuli) perjanjian yang telah diperteguhkan itu; Dan orang-orang yang menghubungkan perkara-perkara yang disuruh oleh Allah supaya dihubungkan, dan yang menaruh bimbang akan kemurkaan Tuhan mereka, serta takut kepada kesukaran yang akan dihadapi semasa soaljawab dan hitungan amal (pada hari kiamat); Dan orang-orang yang sabar kerana mengharapkan keredaan Tuhan mereka semata-mata, dan mendirikan sembahyang, serta mendermakan dari apa yang Kami kurniakan kepada mereka, secara bersembunyi atau secara terbuka; dan mereka pula menolak kejahatan dengan cara yang baik; mereka itu semuanya adalah disediakan baginya balasan yang sebaik-baiknya pada hari akhirat;(Ar-Ra'd: 20-22)

*ateis- orang yang tidak mengangakui atau mempercayai kewujudan Tuhan

1 comment:

Unknown said...

sangat susah...agama itu penting tidak kira agama apa

Jom Singgah Baca : Gigi Dah Tak Cantik | Faiz

.