NAMA BLOGGERS

Monday, May 30, 2011

Melihat Kebenaran Akhirat?

Melihat Kebenaran Akhirat?
     "Dan (ingatkanlah) perihal hari orang-orang yang zalim menggigit kedua-dua tangannya (marahkan dirinya sendiri) sambil berkata: "Alangkah baiknya kalau aku (di dunia dahulu) mengambil jalan yang benar bersama-sama Rasul?"(Al-Furqaan: 27)
     Pada hari itu, tidak ada peluang memberbaiki amal. Meyakini setelah kematian adalah hal yang sia-sia Al-Qur'an menyebutkan bahawa pada hari perhitungan, orang-orang kafir akan memohon agar diberikan kesempatan untuk mengerjakan kewajibannya. Namun, permintaan mereka tidak akan diterima. Mereka berharap akan dapat kembali ke dunia, tetepi permintaan mereka ditolak.
     Setelah menyedari tidak ada peluang untuk menebus dosa, mereka sangat menyesal. Keputusan dan penyesalan yang bercampur merupakan perasaan yang menyiksa tiada bandingannya di dunia ini. Mereka sedar akan mendapat hukuman yang kekal di akhirat, tanpa sedikit pun peluang untuk menghindar. Hal ini di gambarkan oleh ALLAH:
     "Dan sungguh ngeri jika engkau melihat ketika mereka didirikan di tepi neraka (untuk menyaksikan azabnya yang tidak terperi), lalu mereka berkata: "Wahai kiranya kami dikembalikan ke dunia, dan kami tidak akan mendustakan lagi ayat-ayat keterangan Tuhan kami, dan menjadilah kami dari golongan yang beriman. (Mereka mengatakan yang demikian bukanlah kerana hendak beriman) bahkan setelah nyata kepada mereka apa yang mereka selalu sembunyikan dahulu; dan kalau mereka dikembalikan ke dunia sekalipun, tentulah mereka akan mengulangi lagi apa yang mereka dilarang dari melakukannya; dan sesungguhnya mereka adalah tetap pendusta. Dan tentulah mereka akan berkata pula: "Tiadalah hidup yang lain selain dari hidup kita di dunia ini, dan tiadalah kita akan dibangkitkan semula sesudah kita mati. Dan sungguh ngeri jika engkau melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhan mereka, lalu Allah berfirman: "Bukankah hari kiamat ini suatu perkara yang benar? Mereka menjawab: "Benar, demi Tuhan kami!" Allah berfirman lagi: "Oleh itu, rasalah azab seksa neraka dengan sebab kamu telah kufur ingkar"(An-An'aam: 27-30)

Thursday, May 26, 2011

Kepastian Hari Kiamat

Kepastian Hari Kiamat.
     "Telah hampir datangnya janji yang telah ditetapkan oleh Allah, maka janganlah kamu minta disegerakan. Maha suci Allah dan Maha tinggilah Ia dari perbuatan syirik yang mereka lakukan."(Al-Nahl: 1)
     Salah satu sifat yang menjolok yang di miliki oleh mereka yang mengangkal Allah adalah tidak percaya pada hari Akhir. Begitu pula pada kehidupan Rasulullah saw. beberapa orang tidak percaya bahawa mereka akan dihidupkan kembali pada hari akhir. Rasulullah saw. menganggapi penyataan mereka dengan jawapan yang bijaksana dan singkat. Rasulullah saw. diperintahkan untuk mengunakkan cara-cara tersebut di dalam Al-Qur'an:
     "Adakah sesudah kita mati serta menjadi tanah dan tulang, adakah kita akan dibangkitkan hidup semula? Dan adakah juga datuk nenek kita yang telah lalu (akan dibangkitkan hidup semula)? Jawablah (wahai Muhammad): "Ya, benar !(Kamu semua akan dibangkitkan) dengan keadaan hina-dina ".(As-Saaffaat: 16-18)
     Dengan harapan mereka akan kembali kepada jalan yang benar dan percaya, Rasulullah saw. mengatakan pada mereka bahawa hari akhir tidak lama lagi.
     

Tuesday, May 24, 2011

Allah Mengetahui Sumpah yang Dusta

Allah Mengetahui Sumpah yang Dusta.
    "(Dan janganlah kamu jadikan nama) Allah dalam sumpah kamu sebagai benteng yang menghalangi kamu daripada berbuat baik dan bertaqwa, serta mendamaikan perbalahan antara sesama manusia. Dan (ingatlah), Allah sentiasa mendengar, lagi sentiasa mengetahui."(Al-Baqarah: 224)
     Al-Qur'an menceritakan berbagai contoh keadaan orang-orang yang sangat cemas akan kehidupan dan harta mereka. Dengan demikian , mereka kehilangan keikhlasannya dan tidak sanggup meraih ridha Allah.
     Ketika Rasulullah saw. mengajak orang-orang untuk berjihad dengan diri mereka demi kepentingan Allah, beberapa dari mereka mengatakan:
     "Kalau apa yang engkau serukan kepada mereka (wahai Muhammad) sesuatu yang berfaedah yang sudah didapati, dan satu perjalanan yang sederhana (tidak begitu jauh), nescaya mereka (yang munafik itu) akan mengikutmu; tetapi tempat yang hendak dituju itu jauh bagi mereka. Dan mereka akan bersumpah dengan nama Allah dengan berkata: "Kalau kami sanggup, tentulah kami akan pergi bersama kamu". (Dengan sumpah dusta itu) mereka membinasakan diri mereka sendiri, sedang Allah mengetahui bahawa sesungguhnya mereka itu orang-orang yang berdusta (tentang tidak sanggupnya mengikutmu)."(At-Taubah: 42).
     Sedangkan yang lainnya berkata:
     "Orang-orang (munafik) yang ditinggalkan (tidak turut berperang) itu, bersukacita disebabkan mereka tinggal di belakang Rasulullah (di Madinah); dan mereka (sememangnya) tidak suka berjihad dengan harta benda dan jiwa mereka pada jalan Allah (dengan sebab kufurnya), dan mereka pula (menghasut dengan) berkata: "Janganlah kamu keluar beramai-ramai (untuk berperang) pada musim panas ini". Katakanlah (wahai Muhammad): "Api neraka Jahannam lebih panas membakar", kalaulah mereka itu orang-orang yang memahami."(At-Taubah: 81)
     Oleh kerana itu, mereka melebihkan diri mereka sendiri dengan menghuraikan alasan-alasan selanjutnya. Sambil mencari-cari alasan, sebahagian mereka pergi keluar dengan menghafalkan sumpah atas nama Allah untuk menunjukkan bahawa mereka mengatakan yang sesungguhnya. 
     Akan tetapi, Allah menegaskan bahawa Dia mengetahui kebohongan yang mereka lakukan. Mereka telah memberikan jiwa mereka kepada hukuman atas ketidak'ikhlasan mereka.
     "(Mereka tetap tinggal) tetapi Rasulullah dan orang-orang yang beriman bersamanya, berjihad dengan harta benda dan jiwa mereka; dan mereka itulah orang-orang yang mendapat kebaikan, dan mereka itulah juga yang berjaya."(At-Taubah: 88)

Monday, May 23, 2011

Menjauhi Pembicaraan yang Sia-Sia.

Menjauhi Pembicaraan yang Sia-sia.
     "Dan apabila kerabat (yang tidak berhak mendapat pusaka), dan anak-anak yatim serta orang-orang miskin hadir ketika pembahagian (harta pusaka) itu, maka berikanlah kepada mereka sedikit daripadanya, dan berkatalah kepada mereka dengan kata-kata yang baik."(An-Nisaa' : 8)
     Orang -orang beriman tidak tertarik pada perbicaraan dan hal yang sia-sia serta tidak berguna. Mereka tidak merasakan kepuasan pada hal-hal tersebut kerana yang demikian itu tidak bernilai. Mereka terlibat dalam urusan dunia hanya jika ada keuntungan yang menambah kedekatan kepada Allah. Inilah sebabnya, orang-orang beriman digambarkan sebagai, "orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan ) yang tidak berguna."
     "Dan mereka yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia;" (Al-Mu'minuun: 3)
     Ayat di atas menekankan bahawa ketika seorang mukmin bersentuhan dengan perbuatan atau perkataan yang sia-sia, ia harus menghindar dan melakukan hal yang berguna bagi misi keTuhanan. Inilah sikap yang tepat dalam rangka menyenangkan Allah. Untuk itu, orang-orang yang beriman harus selalu berwaspada dan mengetahui apa yang mereka kerjakan. Tidaklah tepat bagi orang-orang beriman berbantah-bantah dengan orang yang bodoh dan pendek akal kecuali ada hal yang dapat di raih dalam rangka berdakwah. Al-Qur'an ada menjelaskan dalam ayat-ayat ini;
     "Dan apabila mereka mendengar perkataan yang sia-sia, mereka berpaling daripadanya sambil berkata: "Bagi kami amal kami dan bagi kamu pula amal kamu; selamat tinggalah kamu; kami tidak ingin berdamping dengan orang-orang yang jahil".(Al-Qasas: 55)
     "Dan mereka (yang diredhai Allah itu ialah orang-orang) yang tidak menghadiri tempat-tempat melakukan perkara-perkara yang dilarang, dan apabila mereka bertembung dengan sesuatu yang sia-sia, mereka melaluinya dengan cara membersihkan diri daripadanya."(Al-Furqaan:72)
     "Kemudian apabila engkau telah selesai (daripada sesuatu amal soleh), maka bersungguh-sungguhlah engkau berusaha (mengerjakan amal soleh yang lain). Dan kepada Tuhanmu sahaja hendaklah engkau memohon (apa yang engkau gemar dan ingini)."(Ash-syar-h : 7-8)

Friday, May 20, 2011

Tertutupnya Pemahaman Kaum Musyrik

Bantahan Allah Berupa Tertutupnya Pemahaman Kaum Musyrik.

     "(Mereka menuduh Nabi Muhammad dengan yang bukan-bukan), bahkan mereka mengatakan: "(Muhammad) itu seorang penyair yang kami tunggu-tunggu saat kebinasaannya".(At-Tuur : 30)
     Diriwayatkan dari ibnu 'Abbas, ayat ini turun ketika kaum Quraisy berkonspirasi di Darun Nadwah untuk memasukkan Rasulullah SAW  ke penjara hingga mati.
     
     Allah menyatakan bahawa Dia akan menutupi hati dan pemahaman orang-orang yang di hinggapi perasaan takbur, iaitu orang yang tidak mahu berserah diri kepada Allah. Fakta mereka dapat memahami apa saja, kecuali Al-Qur'an, ini jelas bahawa Allah telah memalingkan mereka dari ayat-ayat-Nya, dan mereka terhijab dari Al-Qur'an kerana  tidak ikhlasan mereka. Sebahagian ayat dalam Al-Qur'an membicarakan masalah ini:
     "Dan tidaklah ada yang lebih zalim daripada orang yang diberi ingat dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu ia berpaling daripadanya dan lupa akan apa yang telah dilakukan oleh kedua tangannya; sesungguhnya (disebabkan bawaan mereka yang buruk itu) Kami jadikan tutupan berlapis-lapis atas hati mereka, menghalang mereka daripada memahaminya, dan (Kami jadikan) pada telinga mereka penyumbat (yang menyebabkan mereka pekak). Dan jika engkau menyeru mereka kepada petunjuk, maka dengan keadaan yang demikian, mereka tidak sekali-kali akan beroleh hidayah petunjuk selama-lamanya."(Al-Kahfi: 57)
     "Dan di antara mereka ada yang mendengarkanmu (membaca Al-Quran), pada hal Kami telah jadikan tutupan berlapis-lapis atas hati mereka, yang menghalang mereka daripada memahaminya, dan Kami jadikan pada telinga mereka penyumbat (yang menjadikan mereka pekak); dan kalaupun mereka melihat tiap-tiap keterangan (dan mukjizat yang membuktikan kebenaran Rasul), mereka tidak juga akan beriman kepada keterangan itu; sehingga apabila mereka datang kepadamu, sambil membantahmu, berkatalah orang-orang yang kafir itu: "Ini tidak lain hanyalah cerita-cerita dongeng orang-orang dahulu".(Al-An'aam: 25)
     "Dan apabila engkau membaca Al-Quran (wahai Muhammad), Kami jadikan perasaan ingkar dan hasad dengki orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat itu sebagai dinding yang tidak dapat dilihat, yang menyekat mereka daripada memahami bacaanmu.(Al-Israa' : 45)
     "Dan Kami jadikan (perasaan itu sebagai) tutupan yang berlapis-lapis atas hati mereka, juga sebagai penyumbat pada telinga mereka, yang menghalang mereka dari memahami dan mendengar kebenaran Al- Quran; dan sebab itulah apabila engkau menyebut nama Tuhanmu sahaja di dalam Al-Quran, mereka berpaling undur melarikan diri.((Al-Israa': 46)
     Sebagaimana telah dijelaskan dalam ayat ayat tersebut, mengapa orang-orang Musyrik, tidak dapat memahami Al-Qur'an, rahsianya adalah bahawa Allah telah menutup pemahaman mereka dan meletakkan tutup di hati mereka kerana penolakan mereka. Ini merupakan keajaiban besar yang menunjukkan Kebesaran Allah, dan bahawa dia adalah Pemilik Hati dan Fikiran setiap orang.


       
     

Thursday, May 19, 2011

Mereka yang Imannya Tidak Sungguh-sungguh

Mereka yang Imannya Tidak Sungguh-sungguh.
    "Dan di antara manusia ada orang yang tutur katanya mengenai hal kehidupan dunia, menyebabkan engkau tertarik hati (mendengarnya), dan ia (bersumpah dengan mengatakan bahawa) Allah menjadi saksi atas apa yang ada dalam hatinya, padahal ia adalah orang yang amat keras permusuhannya (kepadamu)."(Al-Baqarah: 204)
     Orang-orang yang semacam ini umumnya tinggal di tengah-tengah kaum muslimin. Penampilan, gaya hidup, dan sebahagian dari perilaku mereka menyerupai orang-orang beriman. Namun, sesungguhnya, orang-orang ini tidaklah benar-benar seperti mereka kerana perwatakan yang palihg istimewa dari orang-orang beriman adalah keiklahsan mereka  dalam beribadah kepada Allah, sementara orang-orang ini tidak memiliki iman yang kuat di dalam hati mereka. Sekalipun mereka menyatakan keimanan, mereka bukan orang-orang yang beriman yang sesesungguhnya:
     "Dan di antara manusia ada yang berkata: "Kami telah beriman kepada Allah dan kepada hari akhirat"; padahal mereka sebenarnya tidak beriman. Mereka hendak memperdayakan Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya memperdaya dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyedarinya."(Al-Baqarah: 8-9)
     Apa yang mereka nyatakan sangat berbeda dengan apa yang disembunyaikan dalam hati mereka, ini kerana "penyakit" yang ada dalam hati mereka:
     "Dalam hati mereka (golongan yang munafik itu) terdapat penyakit (syak dan hasad dengki), maka Allah tambahkan lagi penyakit itu kepada mereka; dan mereka pula akan beroleh azab seksa yang tidak terperi sakitnya, dengan sebab mereka berdusta (dan mendustakan kebenaran)."(Al-Baqarah: 10)
     Di sini dimaksudkannya bukanlah penyakit secara fizikal, melainkan sifatnya secara rohani. Hati yang berpenyakit menyebabkan pemiliknya tidak dapat memahami agama secara benar dan mengamalkannya di dalam kehidupan.
     Sekali pun ia menyaksikan tanda-tanda keberadaan Allah secara terang benderang, ia tidak dapat menundukkan hatinya, kepada-Nya, dan tidak dapat melihat batasan-batasan-Nya
     

Wednesday, May 18, 2011

Peringatan Rasulullah saw. untuk Menjauhi Kemusyrikan

Peringatan Rasulullah saw. untuk Menjauhi Kemusyrikan
     "Katakanlah (wahai Muhammad): "(Tuhanku) ialah Allah Yang Maha Esa; Allah Yang menjadi tumpuan sekalian makhluk untuk memohon sebarang hajat; Ia tiada beranak, dan Ia pula tidak diperanakkan; Dan tidak ada sesiapapun yang serupa denganNya".(Al-Ikhlaas: 1-4)
     Salah satu hal penting bagi dakwah Rasulullah saw. adalah peringatan untuk melawan mereka yang menyekutukan Allah (syirik). Allah adalah satu-satunya Tuhan dan tidak ada kekuatan selain Allah.
     Beliau juga memperingatkan mereka untuk melawan penyembahan terhadap berhala. Beliau diperintahkan untuk melakukan hal tersebut melalui beberapa ayat dalam Al-Qur'an:
     "Katakanlah (wahai Muhammad): "Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang menurutku, menyeru manusia umumnya kepada agama Allah dengan berdasarkan keterangan dan bukti yang jelas nyata. Dan aku menegaskan: Maha suci Allah (dari segala iktiqad dan perbuatan syirik); dan bukanlah aku dari golongan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain." (Yusuf: 108)
     "Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesungguhnya aku hanyalah beribadat kepada Tuhanku semata-mata, dan aku tidak mempersekutukanNya dengan sesiapapun". (Al-Jinn; 20)
     "Katakanlah lagi (wahai Muhammad): "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan segala ibadat kepadaNya; "(Az-zumar: 11)
     "Katakanlah lagi: "Allah jualah yang aku sembah dengan mengikhlaskan amalan agamaku kepadaNya."(Az-Zumar: 14)
     Rasulullah saw. mengingatkan bahawa tidak ada satu pun yang dapat mereka setarakan dengan Allah dalam menciptakan apa pun atau memiliki kuasa untuk membahayakan atau mengambil keuntungan atasnya.

Monday, May 16, 2011

Memuji Allah Ciri Orang Beriman

Memuji Allah Ciri Orang Beriman
     "Maka ucapkanlah tasbih dengan memuji Tuhanmu dan mintalah ampun kepadaNya, sesungguhnya Dia amat menerima taubat".(An-Nasar: 3)
     Pengabadian kepada Allah tidak dapat kita capai, kecuali memiliki kedekatan dengan-Nya. Atas hal yang tersebut, orang-orang beriman harus bersyukur kepada Allah atas kurnia yang diberikan-Nya dan memohon keampunan Allah atas perbuatan zalim diri mereka:
     "Dan sebutlah serta ingatlah akan Tuhanmu dalam hatimu, dengan merendah diri serta dengan perasaan takut (melanggar perintahnya), dan dengan tidak pula menyaringkan suara, pada waktu pagi dan petang dan janganlah engkau menjadi dari orang-orang yang lalai."(Al-A'raaf: 205)
     Tujuan hidup orang-orang beriman adalah beribadah kepada Allah. Ajaran agama yang benar memberikan penghargannya berupa kemenangan iman.

Friday, May 6, 2011

Berbuat Baik Kepada Orang Tua

Berbuat Baik Kepada Orang Tua.
     "Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusunya), dan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa dua tahun; (dengan yang demikian) bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibubapamu; dan (ingatlah), kepada Akulah jua tempat kembali (untuk menerima balasan)."(Lukman: 14)
      "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, semasa ia memberi nasihat kepadanya:" Wahai anak kesayanganku, janganlah engkau mempersekutukan Allah (dengan sesuatu yang lain), sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah satu kezaliman yang besar"(Lukman: 13)
     Orang beriman bersyukur kepada Allah pada saat ia memikirkan penciptaan orang tuanya yang telah menghabiskan begitu banyak waktu dan jerih payah untuk menjaganya bertahun-tahun semenjak pertama kali ia membuka matanya di dunia ini. Hal ini kerana Allah memerintahkan setiap manusia untuk memuliakan orang tuanya.
     "Katakanlah: "Marilah, supaya aku bacakan apa yang telah diharamkan oleh Tuhan kamu kepada kamu, iaitu janganlah kamu sekutukan dengan Allah sesuatupun; dan hendaklah (kamu) membuat baik kepada ibu bapa; dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu kerana kepapaan, (sebenarnya) Kamilah yang memberi rezeki kepada kamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu hampiri kejahatan-kejahatan (zina) - yang terang daripadanya dan yang tersembunyi; dan janganlah kamu membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan jalan yang hak (yang dibenarkan oleh Syarak). Dengan yang demikian itulah Allah perintahkan kamu, supaya kamu memahaminya."(Al-An'aam: 151)
     "Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya dengan menanggung susah payah. Sedang tempoh mengandungnya beserta dengan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa tiga puluh bulan. Setelah ia besar sampai ke peringkat dewasa yang sempurna kekuatannya dan sampai ke peringkat umur empat puluh tahun, berdoalah ia dengan berkata: "Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatmu yang engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku, dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redai; dan jadikanlah sifat-sifat kebaikan meresap masuk ke dalam jiwa zuriat keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadamu, dan sesungguhnya aku dari orang-orang Islam (yang tunduk patuh kepadamu)"(Al-Ahqaaf 15) 
     Berdasarkan ayat-ayat tersebut, orang-orang beriman akan menunjukan perhatian kepada orang tuanya dan memperlakukan mereka dengan rasa hormat, menanamkan kasih sayang bagi mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan berusha menyenangkan hati mereka dengan usapan yang baik dan bijaksana.
     Petunjuk mengenai cara bersikap peka terhadap orang tua kita juga disebutkan di dalam Al-Qur'an:
     "Dan Tuhanmu telah perintahkan, supaya engkau tidak menyembah melainkan kepadaNya semata-mata, dan hendaklah engkau berbuat baik kepada ibu bapa. Jika salah seorang dari keduanya, atau kedua-duanya sekali, sampai kepada umur tua dalam jagaan dan peliharaanmu, maka janganlah engkau berkata kepada mereka (sebarang perkataan kasar) sekalipun perkataan "Ha", dan janganlah engkau menengking menyergah mereka, tetapi katakanlah kepada mereka perkataan yang mulia (yang bersopan santun)."(Al-Israa': 23)
     Dalam kes orang tua yang memilih jalan kafir, orang beriman akan mengajak mereka dengan sikap yang sama sopan dan hormat untuk mengikuti jalan yang benar. Perkataan Ibrahim kepada ayahnya yang menyembah berhala menunjukkan kepada kita pendekatan yang baik dengan mereka.
     " Wahai ayahku, sesungguhnya telah datang kepadaku dari ilmu pengetahuan yang tidak pernah datang kepadamu oleh itu ikutlah daku; aku akan memimpinmu ke jalan yang betul. Wahai ayahku, janganlah ayah menyembah Syaitan, sesungguhnya Syaitan itu adalah menderhaka kepada Allah yang melimpah-limpah rahmatNya."(Maryam: 43-44)

Monday, May 2, 2011

Berita orang Fasik Didasari Hawa Nafsu

Berita orang Fasik Didasari Hawa Nafsu.
     "Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini - dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) - sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan.'(Al-Hujuraat: 6)
     Nafsu adalah sumber semua keburukan manusia. Kerana memiliki sifat seperti itu, nafsu adalah salah satu musuh manusia yang sangat berbahaya. Nafsu itu bersifat sombong dan mementingkan diri sendiri, selalu ingin memuaskan kehendaknya, dan hanya mencari kesenangan. Nafsu berusha melakukan apa sahaja untuk memperdaya manusia kerana nafsu selalu tidak mungkin dapat memenuhi keinginannya melalui cara yang benar.
     Nafsu seseorang dengan kuat mengilhamkan perbuatan fasik dan jahat. Dengan diungkapkannya rashia ini, mereka dapat mengetahui bahawa nafsu tidak pernah berhenti bekerja, ia selalu berusha menjerumuskan manusia dari jalan Allah.

.