NAMA BLOGGERS

Friday, February 17, 2012

Berpaling dari Orang-Orang Jahil

Di dalam Al-Qur`an, orang-orang beriman digambarkan sebagai,
      "Dan hamba-hamba (Allah) Ar-Rahman (yang diredhaiNya), ialah mereka yang berjalan di bumi dengan sopan santun, dan apabila orang-orang yang berkelakuan kurang adab, hadapkan kata-kata kepada mereka, mereka menjawab dengan perkataan yang selamat dari perkara yang tidak diingini;" (Al-Furqaan 25:63
      "Dan apabila mereka mendengar perkataan yang sia-sia, mereka berpaling daripadanya sambil berkata: "Bagi kami amal kami dan bagi kamu pula amal kamu; selamat tinggalah kamu; kami tidak ingin berdamping dengan orang-orang yang jahil" (Al-Qasas 28:55) 
Orang-orang beriman memiliki pembawaan damai. Sebaliknya, orang-orang yang ingkar memiliki sifat pemarah, gelisah, dan agresif. Hal itu merupakan siksa neraka yang ditimpakan di dunia. Itulah sebabnya, mereka menjadi pembuat masalah dan terus-menerus menghadapi kesulitan. Akan tetapi, orang beriman tidak mempedulikan mereka kecuali jika mereka bermaksud membahayakan orang-orang beriman dan Islam. Orang beriman bertindak mulia, seperti yang digambarkan ayat di atas. Ketika terjadi campur tangan, mereka tidak berlaku kasar, namun tetap beradab dan patuh pada hukum.

Friday, February 10, 2012

Dunia yang Mengelabui

      Kekeliruan utama masyarakat yang tidak mempedulikan pandangan Islam adalah menyangka dunia yang mereka sentuh dan lihat merupakan suatu hal yang agung dan mutlak pada keberadaan duniawi. Mereka menganggap semua itu “abadi dan tidak pernah berakhir”. Mereka memuja semua itu dan mencari pertolongan dengannya. Akibatnya, mereka sedikit demi sedikit melupakan Allah dan bahkan mengingkari keberadaan-Nya. Persangkaan mereka terhadap keberadaan Allah adalah “tidak nyata dan merupakan khayalan semata” dibandingkan dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Itulah cara berpikir yang salah dari orang-orang yang ingkar. Hal yang mutlak bukanlah benda-benda duniawi, melainkan Allah. Al-Qur`an menjelaskan,
      "Bersifatnya Allah dengan kekuasaan dan luas ilmu pengetahuan itu kerana bahawasanya Allah, Dia lah sahaja Tuhan Yang Sebenar-benarnya, dan bahawa segala yang mereka sembah selain dari Allah itulah yang nyata palsunya. Dan (ingatlah) sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Tinggi keadaanNya, lagi Maha Besar (kekuasaanNya)" (Al-Hajj 22:62)
       Sebenarnya, keberadaan benda-benda duniawi hanya ada setelah diciptakan oleh Allah. Keberadaannya menurut kehendak dan perintah-Nya. Dengan demikian, kemutlakan benda-benda patut dipertanyakan. Benda hanya ada sebagai hasil dari perintah Allah. Allah menjelaskan kenyataan ini,
"Sesungguhnya Allah menahan dan memelihara langit dan bumi supaya tidak berganjak dari peraturan dan keadaan yang ditetapkan baginya; dan jika keduanya (ditakdirkan) berganjak maka tidak ada sesiapapun yang dapat menahannya daripada berlaku demikian selain dari Allah. Sesungguhnya Ia Maha Penyabar, lagi Maha Pengampun." (Faatir 35:41
 Ini menunjukkan bahwa dunia beserta isinya tetap ada kerana dipertahankan oleh Allah dan jika Dia menghendaki, semua itu akan lenyap. Hal itu berarti alam ini dibuat dengan hal-hal yang mengelabui, yang akan hilang bila diperintahkan. Kehendak Allah yang tanpa batas ini di luar pemahaman manusia, tetapi “mimpi” adalah cara untuk menjelaskan penciptaan ini. Sebagai contoh, ketika seseorang terbangun dari mimpi, alam yang ada dalam mimpinya hanyalah pikirannya semata selama tidur. Ketika pikirannya menghentikan “bentukan” alam tersebut, seketika ia lenyap dan tidak ada lagi. Sesungguhnya, tidak ada benda atau manusia bebas.
 Seorang ulama yang terkenal, Imam Rabbani, menceritakan kebenaran yang haq ini (narasi ini diringkas dan ditulis ulang dalam penerjemahan).
“Allah telah memutuskan penjelmaan setiap nama-nama-Nya (Yang Maha Adil, Maha Pengasih, dan lain-lain) dan memberikan sifat-sifat-Nya kepada yang diciptakan, dan manusia diciptakan semata-mata bukanlah apa-apa. Yang Maha Esa dan hanya Allahlah dengan kekuatan-Nya memutuskan tempat realisasi nama-nama-Nya dan menciptakan mereka dalam dunia ilusi (khayalan). Dia menentukan ini pada waktu dan bentuk yang ia inginkan.
Keberadaan alam ini hanyalah ilusi dan sensasi tanpa pengecualian. Dalam hal ini, yang bukan apa-apa dan ilusi tersebut mendapatkan kekuatan dan suara dari penciptaan Allah sehingga ciptaan itu menjadi hidup, mengenal, berbuat, bertanya, mendengar, dan berbicara dengan kehendak-Nya. Akan tetapi, semuanya merupakan penjelmaan dan yang ada hanyalah bayang-bayang. Tiada jalan untuk keluar. Di luar dunia, tiada sesuatu melainkan ciptaan Allah dan nama-nama-Nya.
Setiap sesuatu yang muncul dalam cermin (bayangan) Yang Mahakuasa dan pada jalan ini, mereka mendapatkan penampilan luar: mereka terlibat seperti eksitensi di dunia luar. Akan tetapi, tidak ada yang lain selain bayangan. Tiada seseorang dan sesuatu pun melainkan Allah.” (Maktubati Rabbani, Imam Rabbani, hlm. 517-519)
Kerana tidak ada yang lain selain Allah dan segala sesuatu di alam ini merupakan penjelmaan-Nya, maka pencipta semua perbuatan tak lain adalah Yang Mahakuasa. Al-Qur`an menjelaskan rahasia ini pada sejumlah ayat,
"Maka bukanlah kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah jualah yang menyebabkan pembunuhan mereka. Dan bukanlah engkau (wahai Muhammad) yang melempar ketika engkau melempar, akan tetapi Allah jualah yang melempar (untuk membinasakan orang-orang kafir), dan untuk mengurniakan orang-orang yang beriman dengan pengurniaan yang baik (kemenangan) daripadaNya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui." (Al-Anfaal 8:17)
"Dan tiadalah kamu berkemahuan (melakukan sesuatu perkara) melainkan dengan cara yang dikehendaki Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana (mengaturkan sebarang perkara yang dikehendakiNya)." (Al-Insaan 76:30)
"Dan (ingatlah) ketika Kami memperlihatkan mereka kepada kamu (wahai umat Islam) semasa kamu bertemu dengan mereka: sedikit bilangannya pada pandangan mata kamu, dan kamu pula diperlihatkanNya: sedikit bilangannya pada pandangan mata mereka; kerana Allah hendak melakukan sesuatu perkara (kemenangan Islam) yang telah ditetapkan berlakunya. Dan (ingatlah) kepada Allah jualah dikembalikan segala urusan." (Al-Anfaal 8:44)
Dunia memiliki wajahnya sendiri seperti yang telah dibuktikan. Dalam hal ini, segala sesuatu tampak bebas dan tidak terkendali. Akan tetapi, sesuai bentuknya menurut penciptaan mereka, semuanya patuh dan tunduk pada kehendak Allah. Dijelaskan dalam Al-Qur`an,
" Kerana sesungguhnya aku telah berserah diri kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan kamu! Tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di muka bumi melainkan Allah jualah yang menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku tetap di atas jalan yang lurus." (Hud 11:56
Dengan mengetahui tidak ada sesuatu melainkan Allah, terbukalah rahsia bahwa tidak ada seorang pun melakukan sesuatu atas kehendak dirinya sendiri. Rahsia ini harus selalu diingat oleh orang beriman, sehingga orang beriman mengetahui bahwa terjadinya semua perbuatan buruk orang-orang ingkar itu atas kehendak Allah. Kerana itu, orang-orang beriman menerjemahkan dan menghaluasi semua kejadian menurut pengertian yang ada. Hal ini akan membantu mereka berbuat yang benar dan bertindak dengan ikhlas, baik, dan bijaksana.
"Malaikat itu menjawab: "Maha suci Engkau (Ya Allah)! Kami tidak mempunyai pengetahuan selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkau jualah yang Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana" (Al-Baqarah 2:32)

Wednesday, February 8, 2012

Amanah yang Disia-siakan

Amanah yang Disia-siakan.
     "Dan tiadalah patut bagi seseorang Nabi itu (disangkakan) berkhianat (menggelapkan harta rampasan perang), dan sesiapa yang berkhianat (menggelapkan sesuatu), ia akan bawa bersama pada hari kiamat kelak apa yang dikhianatinya itu; kemudian tiap-tiap seorang akan disempurnakan (balasan bagi) apa yang telah diusahakannya, sedang mereka tidak akan dikurangkan sedikitpun (balasannya). Dan tiadalah patut bagi seseorang Nabi itu (disangkakan) berkhianat (menggelapkan harta rampasan perang), dan sesiapa yang berkhianat (menggelapkan sesuatu), ia akan bawa bersama pada hari kiamat kelak apa yang dikhianatinya itu; kemudian tiap-tiap seorang akan disempurnakan (balasan bagi) apa yang telah diusahakannya, sedang mereka tidak akan dikurangkan sedikitpun (balasannya)."(A-li'Imraan: 161-162)
     Bila orang diperingatkan dengan ayat-ayat Allah dan dituntut dalam kebenaran ini, tindakan kejahatan dapat dt tegah.
     Salah satu tindak kejahatan orang-orang yang jauh dari agama adalah sekelompok orang yang memberikan layanan kesihatan, seakan-akan merekalah doktor, pada hal mereka tidak memiliki sedikit pun ilmu tentang itu. Meskipun sama sekali tidak tahu menahu tentang bidang perubatan, orang-orang ini menipu para pesakit dan dengan sewenang-wenangnya . Tindakan ini akan berakhir dengan sesuatu yang buruk terhadap si pesakit, mereka hanya memikirkan hanya tentang perolehan keuntungan dan wang. Dalam satu ayat-Nya, Allah memberi perintah kepada kaum mukmin untuk:
     "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya menyerahkan segala jenis amanah kepada ahlinya (yang berhak menerimanya), dan apabila kamu menjalankan hukum di antara manusia, (Allah menyuruh) kamu menghukum dengan adil. Sesungguhnya Allah dengan (suruhanNya) itu memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah sentiasa Mendengar, lagi sentiasa Melihat."(An_Nisaa': 58)
     kesihatan seseorang, adalah juga, sesuatu yang sangat berharga. Oleh kerana itu, berkaitan dengan ayat diatas, kita harus menghindari sejauh mungkin pekerjaan yang bukan merupakan kemahiran kita, yang apabila dilakukan akan merbahayakan orang lain.

Friday, February 3, 2012

Menjauhi Pembicaraan yang Sia-Sia

      Orang-orang beriman tidak tertarik pada pembicaraan dan hal yang sia-sia serta tidak berguna. Mereka tidak merasakan kepuasan pada hal-hal tersebut kerana yang demikian itu tidak bernilai. Mereka terlibat dalam urusan dunia hanya jika ada keuntungan yang menambah kedekatan kepada Allah. Inilah sebabnya, orang-orang beriman digambarkan sebagai,
"Dan mereka yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia;" (Al-Mu'minuun 23:3)
Ayat di atas menekankan bahwa ketika seorang mukmin bersentuhan dengan perbuatan atau perkataan yang sia-sia, ia harus menghindar dan melakukan hal yang berguna bagi misi ketuhanan. Inilah sikap yang tepat dalam rangka menyenangkan Allah. Untuk itu, orang-orang yang beriman harus selalu waspada dan mengetahui apa yang mereka kerjakan. Tidaklah tepat bagi orang yang beriman berbantah-bantahan dengan orang yang bodoh dan pendek akal kecuali ada hal yang dapat diraih dalam rangka berdakwah. Al-Qur`an menjelaskan sikap ideal,
"Dan apabila mereka mendengar perkataan yang sia-sia, mereka berpaling daripadanya sambil berkata: "Bagi kami amal kami dan bagi kamu pula amal kamu; selamat tinggalah kamu; kami tidak ingin berdamping dengan orang-orang yang jahil".(Al-Qasas 28:55)
"Dan mereka (yang diredhai Allah itu ialah orang-orang) yang tidak menghadiri tempat-tempat melakukan perkara-perkara yang dilarang, dan apabila mereka bertembung dengan sesuatu yang sia-sia, mereka melaluinya dengan cara membersihkan diri daripadanya." (Al-Furqaan 25:72)
Ketika orang beriman telah menyelesaikan tugas, ia harus melanjutkan dengan pekerjaan berguna lainnya. Dijelaskan dalam ayat,
"Kemudian apabila engkau telah selesai (daripada sesuatu amal soleh), maka bersungguh-sungguhlah engkau berusaha (mengerjakan amal soleh yang lain), Dan kepada Tuhanmu sahaja hendaklah engkau memohon (apa yang engkau gemar dan ingini)." (Ash-Syar-h 94:7-8 )

.