Kekeliruan utama masyarakat yang tidak mempedulikan pandangan
Islam adalah menyangka dunia yang mereka sentuh dan lihat merupakan suatu hal
yang agung dan mutlak pada keberadaan duniawi. Mereka menganggap semua itu
“abadi dan tidak pernah berakhir”. Mereka memuja semua itu dan mencari
pertolongan dengannya. Akibatnya, mereka sedikit demi sedikit melupakan Allah
dan bahkan mengingkari keberadaan-Nya. Persangkaan mereka terhadap keberadaan
Allah adalah “tidak nyata dan merupakan khayalan semata” dibandingkan dengan
hal-hal yang bersifat duniawi. Itulah cara berpikir yang salah dari orang-orang
yang ingkar. Hal yang mutlak bukanlah benda-benda duniawi, melainkan Allah. Al-Qur`an
menjelaskan,
"Bersifatnya Allah dengan kekuasaan dan luas ilmu pengetahuan itu kerana bahawasanya Allah, Dia lah sahaja Tuhan Yang Sebenar-benarnya, dan bahawa segala yang mereka sembah selain dari Allah itulah yang nyata palsunya. Dan (ingatlah) sesungguhnya Allah jualah Yang Maha Tinggi keadaanNya, lagi Maha Besar (kekuasaanNya)" (Al-Hajj 22:62)
Sebenarnya, keberadaan
benda-benda duniawi hanya ada setelah diciptakan oleh Allah. Keberadaannya
menurut kehendak dan perintah-Nya. Dengan demikian, kemutlakan benda-benda
patut dipertanyakan. Benda hanya ada sebagai hasil dari perintah Allah. Allah
menjelaskan kenyataan ini,
"Sesungguhnya Allah menahan dan memelihara langit dan bumi supaya tidak berganjak dari peraturan dan keadaan yang ditetapkan baginya; dan jika keduanya (ditakdirkan) berganjak maka tidak ada sesiapapun yang dapat menahannya daripada berlaku demikian selain dari Allah. Sesungguhnya Ia Maha Penyabar, lagi Maha Pengampun." (Faatir 35:41)
Ini menunjukkan bahwa dunia
beserta isinya tetap ada kerana dipertahankan oleh Allah dan jika Dia
menghendaki, semua itu akan lenyap. Hal itu berarti alam ini dibuat dengan
hal-hal yang mengelabui, yang akan hilang bila diperintahkan. Kehendak Allah
yang tanpa batas ini di luar pemahaman manusia, tetapi “mimpi” adalah cara
untuk menjelaskan penciptaan ini. Sebagai contoh, ketika seseorang terbangun
dari mimpi, alam yang ada dalam mimpinya hanyalah pikirannya semata selama
tidur. Ketika pikirannya menghentikan “bentukan” alam tersebut, seketika ia
lenyap dan tidak ada lagi. Sesungguhnya, tidak ada benda atau manusia bebas.
Seorang ulama yang terkenal, Imam
Rabbani, menceritakan kebenaran yang haq ini (narasi ini diringkas dan ditulis
ulang dalam penerjemahan).
“Allah telah memutuskan
penjelmaan setiap nama-nama-Nya (Yang Maha Adil, Maha Pengasih, dan lain-lain)
dan memberikan sifat-sifat-Nya kepada yang diciptakan, dan manusia diciptakan
semata-mata bukanlah apa-apa. Yang Maha Esa dan hanya Allahlah dengan
kekuatan-Nya memutuskan tempat realisasi nama-nama-Nya dan menciptakan mereka
dalam dunia ilusi (khayalan). Dia menentukan ini pada waktu dan bentuk yang ia
inginkan.
Keberadaan alam ini hanyalah
ilusi dan sensasi tanpa pengecualian. Dalam hal ini, yang bukan apa-apa dan
ilusi tersebut mendapatkan kekuatan dan suara dari penciptaan Allah sehingga
ciptaan itu menjadi hidup, mengenal, berbuat, bertanya, mendengar, dan
berbicara dengan kehendak-Nya. Akan tetapi, semuanya merupakan penjelmaan dan
yang ada hanyalah bayang-bayang. Tiada jalan untuk keluar. Di luar dunia, tiada
sesuatu melainkan ciptaan Allah dan nama-nama-Nya.
Setiap sesuatu yang muncul dalam cermin
(bayangan) Yang Mahakuasa dan pada jalan ini, mereka mendapatkan penampilan
luar: mereka terlibat seperti eksitensi di dunia luar. Akan tetapi, tidak ada
yang lain selain bayangan. Tiada seseorang dan sesuatu pun melainkan Allah.” (Maktubati
Rabbani, Imam Rabbani, hlm. 517-519)
Kerana tidak ada yang lain selain
Allah dan segala sesuatu di alam ini merupakan penjelmaan-Nya, maka pencipta
semua perbuatan tak lain adalah Yang Mahakuasa. Al-Qur`an menjelaskan rahasia
ini pada sejumlah ayat,
"Maka bukanlah kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah jualah yang menyebabkan pembunuhan mereka. Dan bukanlah engkau (wahai Muhammad) yang melempar ketika engkau melempar, akan tetapi Allah jualah yang melempar (untuk membinasakan orang-orang kafir), dan untuk mengurniakan orang-orang yang beriman dengan pengurniaan yang baik (kemenangan) daripadaNya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui." (Al-Anfaal 8:17)
"Dan tiadalah kamu berkemahuan (melakukan sesuatu perkara) melainkan dengan cara yang dikehendaki Allah; sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana (mengaturkan sebarang perkara yang dikehendakiNya)." (Al-Insaan 76:30)
"Dan (ingatlah) ketika Kami memperlihatkan mereka kepada kamu (wahai umat Islam) semasa kamu bertemu dengan mereka: sedikit bilangannya pada pandangan mata kamu, dan kamu pula diperlihatkanNya: sedikit bilangannya pada pandangan mata mereka; kerana Allah hendak melakukan sesuatu perkara (kemenangan Islam) yang telah ditetapkan berlakunya. Dan (ingatlah) kepada Allah jualah dikembalikan segala urusan." (Al-Anfaal 8:44)
Dunia memiliki wajahnya sendiri
seperti yang telah dibuktikan. Dalam hal ini, segala sesuatu tampak bebas dan
tidak terkendali. Akan tetapi, sesuai bentuknya menurut penciptaan mereka,
semuanya patuh dan tunduk pada kehendak Allah. Dijelaskan dalam Al-Qur`an,
" Kerana sesungguhnya aku telah berserah diri kepada Allah, Tuhanku dan Tuhan kamu! Tiadalah sesuatupun dari makhluk-makhluk yang bergerak di muka bumi melainkan Allah jualah yang menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku tetap di atas jalan yang lurus." (Hud 11:56)
Dengan mengetahui tidak ada
sesuatu melainkan Allah, terbukalah rahsia bahwa tidak ada seorang pun
melakukan sesuatu atas kehendak dirinya sendiri. Rahsia ini harus selalu
diingat oleh orang beriman, sehingga orang beriman mengetahui bahwa terjadinya semua
perbuatan buruk orang-orang ingkar itu atas kehendak Allah. Kerana itu, orang-orang
beriman menerjemahkan dan menghaluasi semua kejadian menurut pengertian yang
ada. Hal ini akan membantu mereka berbuat yang benar dan bertindak dengan
ikhlas, baik, dan bijaksana.
"Malaikat itu menjawab: "Maha suci Engkau (Ya Allah)! Kami tidak mempunyai pengetahuan selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkau jualah yang Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana" (Al-Baqarah 2:32)
No comments:
Post a Comment